Hari ini aku sedih sekali.
Aku sedih bukan karena kasihan pada diri sendiri.
Karena aku tidak pernah mengasihani diri sendiri.
Ini entah yang keberapa kalinya aku datang ke pernikahan teman tanpa ditemani pasangan.
Dalam hal ini, yang dimaksud pasangan adalah pacar, teman dekat atau calon suami.
Yang tentu saja harus berjenis kelamin laki-laki.
Rasanya aku biasa saja, bersiap-siap dan berangkat sendiri.
Menulis namaku sendiri di buku tamu.
Memasukkan amplop berisi uang hasil kerjaku, bertulisan namaku dan ucapan selamat berbahagia.
Kadang ingin kutambahkan.
Perjalananmu masih panjang teman, ini hanyalah awal.
Kau sangat berani menempuh jalan ini.
Aku sangat kagum padamu, kawan.
Tapi biasanya tidak pernah kutuliskan.
Mereka sedang berbahagia, apa jadinya jika membaca tulisan seperti itu di kartu ucapan selamat?
Aku biasa saja, menuju pelaminan mereka, mengucapkan selamat kepada kedua pasangan orang tua dan kedua mempelai.
Yang begitu kuat hati menasbihkan kehidupan sehidup semati.
Lalu seorang teman dengan pasangannya datang.
Bertanya, "Arum, sendirian?"
Aku jawab ya dengan tersenyum.
Tidak ada prasangka apa-apa.
Lalu dengan geli aku menambahkan sebuah kalimat.
"Arum baru sadar, jadi perempuan terakhir yang belum nikah di antara kita ya?"
Dengan tersenyum temanku menjawab, "Terakhir? Satu-satunya kali. Dan mungkin aku baru terima undangan Arum dalam waktu yang sangat lama. Kasihan ya?"
Aku terdiam.
Mungkin si teman hanya mengeluarkan gurauan.
Duh teman, bisa jadi buatmu itu hanya gurauan.
Tapi itu melukai hati temanmu hingga sangat dalam.
Aku bukan sedih lalu menangis karena belum berpasangan sekarang ini.
Aku lebih sakit dan terluka karena kalian memandangku sebagai mahkluk yang patut kau kasihani.
Aku punya pekerjaan yang kucintai setengah mati.
Aku melakukan hal-hal yang membuat hatiku senang dan tenang.
Mungkin aku sekarang ini tidak punya seseorang sepertimu.
Mungkin kau mengasihani aku karena menganggap aku tidak punya seseorang untuk berbagi.
Tapi kawan, tidak semua orang punya jalan hidup yang sama.
Aku tidak akan pernah mencela pilihan jalan hidupmu.
Jadi jangan kau cederai perasaanku dengan mencela jalan yang kupilih.
Aku tidak merasa salah.
Jadi, jangan kau salahkan aku.
Kau bilang aku tidak cantik, itu bukan alasan aku tidak segera punya pasangan kan?
Katamu aku terlalu judes, itu juga bukan alasan aku tidak segera punya pasangan kan?
Tapi teman, terima kasih.
Kau mengingatkan aku bahwa aku masih sendiri.
Dan aku bahagia karena sendiriku tidak menyedihkan.
Aku punya diriku yang bisa menjaga diri supaya tetap waras.
Aku bisa selalu bahagia dan membahagiakan diri sendiri.
Semoga, Tuhan tidak mendengar doamu yang ingin agar waktu yang kutunggu lama untuk menemukan jodohku.